Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tafsiran Cuaca

22 Juni 2024   06:10 Diperbarui: 22 Juni 2024   06:57 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tafsiran Cuaca. Gambar oleh limitrofe/ Pixabay 

Saat puisi jatuh bersama hujan
Menarilah
Dengarkan bisikannya yang basah
Tentang nama-nama
atau sebuah rahasia
atau kau sendiri yang ingin bercerita
Tentang rahasia sebuah nama
Yang selama ini
Disampaikan lewat puisi
Bersamaan jatuhnya hujan

Cuaca tergantung tafsiran dada

Akan datang suatu masa, di sebuah jalan,
di sebuah kota, sebuah tanya
: Anak siapa yang menangis?
Ada juga seorang dewasa ikut menangis
Mungkin orang tua dari si anak
Mungkin orang asing yang tak sengaja lewat
Atau seorang penyair
Lupa cara membuat puisi

Baca juga: Risalah Cuaca

Karena kata-kata telah hilang
dari ingatan

***

Lebakwana, Juni 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun