Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seusai Keriuhan

19 Februari 2024   20:17 Diperbarui: 19 Februari 2024   20:19 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Firdaus/ Kolase suasana Pemilu 2024

Suara-suara yang bersuara
Dalam ruang diam
Bersama geram
Atau di bawah angka-angka untuk
meredam
Tak penting apakah harus menghitung apa
Untuk siapa
Karena kini saatnya
Berdiri dalam nilai yang sama
Yang biasa bermandi lumpur dengan
harta yang bertabur
Yang berjalan kaki dengan
yang punya kasta tertinggi
Yang hanya sekolah rendah dengan
yang punya gelar berderet entah

Lalu sibuk menghitung cemas
Suara yang hilang
Suara yang bimbang
Ada amuk, untuk apa
Ada dendam, takada guna

Pesta akan selalu berakhir

Baca juga: Seusai Pemilu

Esok kita kembali berjalan
seperti biasa
Lupa dan dilupakan

***

Lebakwana, Februari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Telah Sampai

Baca juga: Harum Tanah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun