Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Jangan Tuang Rindumu di Kompasiana, Kena Slepet

29 Desember 2023   08:03 Diperbarui: 29 Desember 2023   08:09 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Tangkapan layar di grup WA KPB atas unggahan Siska Artati.

Tapi Mimin perlu diingatkan sekali lagi, puisi hanya luapan perasaan yang diwujudkan dengan kata-kata. Bisa nyata bisa juga bumbu fiksi. Puisinya sering bersembunyi dengan metafora.

Kalau ada kata pisau, api, ledakan, membunuh, jangan buru-buru diartikan sebenarnya. Itu mungkin cara mengungkapkan cinta secara rahasia. Atau meluapkan patah hati secara sunyi.

Puisi tempat belajar percaya, karena puisi tidak pernah meminta percaya (M Aan Mansyur; Cara Lain Membaca Sajak Cinta). Tapi menulis puisi berarti mengubah setumpuk abu menjadi hutan; berarti merebut bahasa (masih M Aan Mansyur; Tuhan di Kedai Kopi).

***

Lebakwana, Desember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun