Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kompasiana Awards, Ketika Tulisan Menemukan Jalannya

28 November 2023   20:34 Diperbarui: 28 November 2023   20:50 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhelatan Kompasianival dengan acara puncak pembagian awards sudah selesai. Saya, alhamdullilah, termasuk salah satu penerimanya -- kategori best in fiction.

Senang, sudah pasti. Ini harus dirayakan. Dan cara merayakan pencapaian sebuah penulisan adalah dengan menulis juga.

Tapi, bagaimana? Teman-teman yang mendapat penghargaan sudah meluapkan kegembiraannya lewat tulisan. Tentu saya tidak ingin mengulang kata, menyamai kalimat.

Baca juga: Ketika

Untuk itu izinkan saya ke belakang sejenak. Pada suatu masa.

***

Menulis memang berangkat dari hobi membaca. Dan saya sejak kecil memang sudah senang membaca. Itu di Pringsewu, sebuah kota kecamatan di Lampung.

Kesenangan membaca berawal saat saya tinggal di rumah saudara Ayah saya, beberapa bulan. Orang yang yang saya tempat tinggali, baru saja menutup "taman bacaan"-nya. Taman bacaan yang dimaksud adalah tempat penyewaan berbagai macam komik. Dan koleksi komiknya beberapa koper ditaruh di bawah ranjang tempat saya tidur.

Awalnya hanya iseng membuka-buka, akhirnya saya tertarik. Lalu saya tenggelam bersama ratusan komik yang ada. Takada hari tanpa membaca.

Kemudian rasanya saya punya ilmu "Mengosongkan Diri" ala Mandala Pendekar Siluman Sungai Ular karangan Man. Atau Jaka Tuak, Pemabuk dari Gunung Kidul. Di lain hari saya punya "Pukulan Tanpa Bayangan" Bango Samparan, karya Jan Mintaraga. Atau Panji Tengkorak, atau Jaka Sembung. Merasakan ketegangan saat si Buta dari Goa Hantu berhadapan dengan musuh bebuyutannya, si Mata Malaikat; karya Ganes Th.

Ingin juga saya bersama Hasmi disambar petir hingga menjadi Gundala Putra Petir. Dan diterbangkan oleh Wid NS menjadi Godam. Berkenalan dengan Aquanus, Laba-Laba Merah, dan Maza sang Penakluk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun