Ada kebimbangan -- atau mungkin lebih tepat, kecemasan -- yang menyeruak saat pertemuan tadi malam. Memikirkan bagaimana nasib peruntungan ke depannya. Semua lebih banyak tenggelam dalam hening. Kalaupun ada percakapan yang keluar, itu bernada putus asa.
Pak Lurah sebentar lagi lengser. Tentu tenaga mereka tak diperlukan lagi. Lanjutannya, takada uang pemasukan. Selama ini mereka terkenal sebagai gerombolan militan. Bereaksi cepat kepada siapa pun yang berani mengritik Pak Lurah. Serempak membunyikan terompet. Bising. Kalau perlu sampai di depan rumah.
"Tet tet tet ...! Kalian kelompok kardus!"
"Barisan sakit hati!"
"Radikal!"
"Pak Lurah adalah nomer satu di dunia!"
"Tet tet tet ...!"
***
Motto mereka: Membenci berlipat-lipat kepada siapa pun yang mengritik Pak Lurah.
Warga sebenarnya resah dengan kelakuan mereka. Â Masak ada warga yang cuma mempertanyakan kebijakan Pak Lurah, langsung gerombolan peniup terompet membunyikan terompetnya. Bahkan dekat telinga. Diikuti ke mana pun warga pergi.