Perhentian

Aku ingin berhenti, sebenarnya
Bagaimana melonjorkan kaki lama-lama
Menghembuskan napas lebih leluasa
Juga membubungkan doa-doa

Musim telah menua

Di manakah ada tanda titik?
Aku selalu menemui tanda koma
Boleh berhenti sejenak
Tapi sesudah itu berjalan untuk langkah selanjutnya
Aku terlalu lelah menghadapi tanda seru
yang membuat aku diburu-buru
Atau tanda tanya yang aku cuma tahu
sedikit jawabannya

Baca juga: Pemuda Indonesia, Contoh Dong Kaesang Pangarep

Pagi ini seorang perempuan tua
Menyapaku
Hendak berpamitan, katanya
Ia seorang pengasuh anak
Tinggal di seberang rumahku
Anakku mengirimkan air mata
Tiap hari lewat dering hp, cerita perempuan tua itu
"Ibu waktunya untuk istirahat," pesan anaknya

Aku hanya mengangguk
Dan, apa yang harus kukatakan?
Mungkin aku akan menyampaikan
Takkan ada lagi suara sapu
di halaman
Setiap subuh saat aku menuju mushola
Dan bertukar sapa
"Bu?"
"Berangkat, Pak? Pulang, Pak?"

Sedangkan diriku takada yang
mengirim isyarat lewat hp
Memberi tanda titik
Kini aku dihadapkan tanda koma baru

Aku harus mempersiapkan napas lagi

Baca juga: Bener Masih Ingin Menulis Puisi?

***

Baca juga: Mengapa Harus Ada Air Mata di Tanah Rempang

Lebakwana, Oktober 2023