Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Aku Berkemas

20 Juni 2023   18:54 Diperbarui: 29 Juni 2023   21:09 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa aku berkemas
menjelang setengah sepuluh pagi
Aku mengumpulkan beberapa puisi
yang belum jadi
Sisa bubur yang sudah dingin
Rerumputan kering
Dan sisa hujan semalam
yang terperangkap pada kaleng bekas
Entah kenapa dua hari ini jalanan
begitu sunyi

Ada memang suara
pada sepasang mata bocah
yang selalu membawa gambar ibunya
terpantul pada air yang mengalir di
pipinya

Aku sebenarnya sedang belajar
menulis sajak-sajak cinta
Kukirimkan kepada seorang perempuan
yang jauh di tengah pusaran kalimat
Kuharap kata-kataku menjadi embun
dalam dadanya
Tapi kurasa dia tak mengerti
atau tak peduli
Tersangkut di bibir jendela kamarnya
Lalu lapuk dimakan musim

Kenangan sering membuat ingatan retak

Aku ingin mendudukkannya
di halaman depan puisiku
Itu kalau dia mau

***

Lebakwana, Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Beri Aku Kalimantan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun