Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak Waktu

21 April 2023   09:17 Diperbarui: 21 April 2023   09:19 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Arsham Haghani/ Pexels

Aku seperti peluru
Dilontarkan oleh moncong waktu
Berhamburan liar
Mengata pisau
Meluka risau
Dan gambar-gambar bergerak
Buat kabar-kabar menjadi retak
Mimpi yang sering lari
Harap yang sulit menetap

Aku dikandung media sosial
Mengajarkan cara untuk kebal
Dan bebal
Dari himpitan-himpitan hidup
Yang semakin tak masuk akal
Lalu aku menjadi batu

Panggil aku, An
Kalau aku masuk televisi
tentu dipanggil Mawar
Hanya terdengar suara
dan wajah yang samar

Tapi kini tak perlu
Karena,
Kamar-kamarku tak lagi berpintu
Orang-orang jenguk tak ragu
Dan aku begitu tak bermasalah
Bangga memperlihatkan
Pakaian dalamku
Demi like, subscribe,
dan segala hantu-hantu
Melupakan apa itu yang namanya malu

Kartini, Kartini
Habis gelap tetap terbit gelap
Mungkin ini bukan rindu yang kauharap
Tapi aku keping lain dari anak waktu
Pada zamanku

***

Lebakwana, 21 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun