Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Stasiun Kereta

8 April 2023   08:33 Diperbarui: 8 April 2023   20:21 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stasiun kereta. Foto oleh Muhamad Syahri Romdhon/ Kompas.com

Aku menunggumu di sini. Bangku peron yang asing. Orang-orang berlalu-lalang, yang juga tak kukenal.

Seseorang duduk sendiri, terlihat bimbang. Atau cemas? Mungkin ia akan menemui keluarganya. Atau barangkali juga, kekasihnya. Atau hanya ingin melakukan perjalanan yang jauh.

Dan seseorang lagi mengeluarkan hape. Melihat sebentar. Memasukkan lagi. Mengeluarkan lagi. Mengetikkan sesuatu. Menelepon. Tersenyum. Tertawa kecil.

Di sebelahnya tak peduli. Ia juga tenggelam dengan HP-nya. Sebelahnya juga. Di sana, berdiri sekelompok kecil. Bersenda-gurau, tapi tiap sebentar melihat hape.

Aku juga. Melihat hape, memasukkan lagi. Mengeluarkan lagi. Melihat berita, gambar-gambar, video, seperti berlari. Sulit kutangkap dalam pikiranku. Dan pesanmu lewat WA, kubaca berulang-ulang: "Jemput aku. Mungkin kereta tiba waktu malam."

Dan kini hari sudah malam. Stasiun masih ramai.

Juga suara-suara. Bergaung. Memberitahukan kedatangan dan keberangkatan.

Dari jauh terdengar peluit kereta. Bergerak memasuki stasiun. Perlahan, mendesis. Seperti tubuh tua memikul banyak beban. Begitu letih.

Lalu gerbong-gerbong menumpahkan penumpangnya. Menyeret barang bawaan. Bergegas agar cepat sampai di rumah. Mengeringkan peluh, melepaskan keluh. Atau berbagi rindu.

Mengeluarkan hape. Menghubungi keluarga. Atau memesan taksi online. Atau menebarkan pandangan, mencari-cari penjemputnya.

Seperti dirimu. Dan kau melihatku. Aku melambaikan tangan.

***

Lebakwana, April 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun