Lily, saya menamai tokoh perempuan dalam novel saya. Seorang gadis cantik dari keluarga broken home, hidung mancung, dengan warna kulit putih. Ah, tidak. Saya menyebutnya eksotis.Â
Saya jatuh cinta dengan tokoh ciptaan saya sendiri.Â
***
Aku bertemu lelaki kurus itu setelah perkelahian antargeng. Aku bersama gengku menolong lelaki itu yang ditodong geng saingan kami.Â
Aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Benar saja, lelaki itu begitu liar saat menerkam tubuhku.Â
"Kita akan menjadi Bonnie dan Clyde," *) bisikku di antara nafas kami yang menderu.Â
Dan itu terjadi. Kami menjadi sepasang kekasih yang paling ditakuti. Kami tak segan-segan menghabisi korban yang mencoba melawan kami. Merampok toko emas, nasabah bank, juga membawa lari sebuah truk yang memuat berdus-dus rokok merek terkenal. Sopirnya kami tembak. Salah sendiri, kenapa melawan.Â
Setiap akan -- dan sesudah  --  melakukan operasi kami selalu bercinta. Ini semacam opium agar saat melakukan operasi begitu bergairah. Dan dingin!Â
Kami kini menjadi target polisi. Kami menikmati.Â
***
Gila, sudah hampir mencapai dua ratus halaman!Â