Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membaca Sebuah Meja

5 November 2022   05:35 Diperbarui: 5 November 2022   05:48 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Atanas Paskalev/ Pixabay 

Rasanya aku seperti melihat sebuah meja, mungkin dalam sebuah pesta, atau barangkali saat di bawah cahaya bintang lima

Penuh hidangan

Seseorang, mengalirkan cerita secara runut bak pengarang

Baca juga: Membaca Sungai

Seiris daging
Menyelaraskan tangan yang tak tertumpu pada meja, juga kehati-hatian tak terdengar denting

Makan layaknya upacara. Di mana   meletakkan pisau, jangan pula garpu sendok menyebab risau

Banyak harga hanya untuk melakonkan pura-pura

Di suatu tempat pernah pada suatu masa
Ada tikar lusuh tak ada meja
Duduk melingkar berapat-rapat

Baca juga: Membaca Desember

Juga ada hidangan

Baca juga: Cara Bersembunyi

Nasi sedikit kering, sambal yang banyak, dan kerupuk yang berderak-derak

Sendok dan garpu diganti keriangan lapar penuh kelakar

Tumpah peluh dari tubuh

Emak juga
Tapi peluh Emak keluar dari bola matanya

"Sambal ini begitu enak," kilah  Emak melakonkan pura-pura

***

Lebakwana, November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun