Ketika harap menjadi ratapÂ
Dan puing
pada impian tinggal sekeping
O, tanahku
Wahai, burung-burung
dan keriuhan gemerisik
daun-daun
Ke mana akan ditumpah
Segala gundah
Di mana akan dilarung
Beribu-ribu murung
Tempat berpijak telah patah
Katanya
Di sini akan dibangun gedung-gedung
Sebuah kota
Sebuah peradaban
Tanah yang penuh cahaya
Baca juga: Menunggu Tanah Basah
Tapi peradaban kami menjadi arang
Anak-anak kami kehilangan tali  tempat berpegangÂ
Kami tak bisa melawan
***
Lebakwana, September 2022
Baca juga: Anak Panah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Puisi | Pulang ke Tanah Kelahiran
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!