Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanah Terbakar

8 September 2022   19:11 Diperbarui: 8 September 2022   19:39 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika harap menjadi ratap 

Dan puing
pada impian tinggal sekeping

O, tanahku
Wahai, burung-burung
dan keriuhan gemerisik
daun-daun
Ke mana akan ditumpah
Segala gundah
Di mana akan dilarung
Beribu-ribu murung
Tempat berpijak telah patah
Katanya
Di sini akan dibangun gedung-gedung
Sebuah kota
Sebuah peradaban
Tanah yang penuh cahaya

Tapi peradaban kami menjadi arang
Anak-anak kami kehilangan tali  tempat berpegang 

Kami tak bisa melawan

***

Lebakwana, September 2022

Baca juga: Anak Panah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun