Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Sarapan Pagi

12 Agustus 2022   05:40 Diperbarui: 19 Agustus 2022   21:49 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa tertikam?

Orang-orang memisaukan kata
di linimasa
Seperti mainan
Dengan senda-gurau
Bersama gelak tawa
Atau dengan rencana-rencana 

Demi benci dan cinta yang sulit dipahami
Demi lembar angka-angka untuk memenuhi ruang kepala
Kadang demi bukan untuk apa-apa, bukan untuk siapa-siapa

Baca juga: Republik Pagi

Setangkup kata kita kunyah
setiap pagi
Bertabur api
Lidah kita terbakar
Lalu jari kita ikut pula membakar

***

Lebakwana, Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Lanskap Pagi

Baca juga: Pagi yang Harimau

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun