Pada novel-novel Eddy D Iskandar biasanya diselipkan tokoh-tokoh konyol, lucu, dan ... postur tubuh gendut. Menjadi bahan risakan teman-temannya. Tapi para pembaca remaja suka.
***
Di pertengahan 80-an muncul Lupus. Lupus awalnya cerpen-cerpen berseri yang dimuat di Majalah HAI. Hilman Hariwijaya, sang pengarang, menuliskan cerita Lupus dengan gaya tak biasa. Ia keluar dari pakem cerita-cerita remaja saat itu. Maka tidak ada gaya bertutur: kaos biru langit, hidung bangir, mata elang, dan sebagainya.
Lupus digambarkan bukan sebagai sosok "super hero". Tampang biasa-biasa saja, tidak jago basket, nggak menonjol dalam mata pelajaran tertentu, bukan ketua OSIS; biasa layaknya pada remaja umumnya.
Lupus itu anaknya pendiam. Apalagi waktu tidur. Demikian Hilman menggambarkan sosok Lupus.
Mengunyah permen karet, rambut jambul meniru rambut John Taylor, vokalis Duran  Duran.
Suatu ketika Lupus jengkel dengan terpaan angin yang masuk lewat jendela bus. Dengan menggerutu Lupus menutup jendela bus.
"Kenapa, Mas?" tanya orang yang duduk di sebelahnya.
"Ini, angin bikin berantakan rambut saya."