Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hari Ini Pelajaran tentang Cinta

9 November 2021   12:36 Diperbarui: 9 November 2021   13:01 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya aku tak ingin meluapkan angan, karena angan sering mengecewakan ingin

Aku takkan terlalu memuja mawar, karena mawar mempunyai dua cabang: satu harum yang menebar, lainnya ada duri yang mengancam

Pun, aku tak berprasangka pada rindu, karena aku tahu rindu bermuara dua: satu cinta, yang keduanya luka

Tapi aku selalu menempatkan dirimu di ruang kepalaku. Bersama, membuka lagi peta-peta ingatan. Menyusuri jalan, yang pasti akan kita temui: banyak simpang atau aral yang melintang

Menafsir cuaca

Kadang lembab tak tentu sebab. Hati yang retak karena panas menggelegak

Aku juga harus pandai-pandai menjadi pawang hujan, agar tak turun pada bola matamu

***

Lebakwana, November 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun