Atau, di mana aku harus menjadi Jack Dawson, seorang pelukis jalanan. Â Dalam perjudian iseng ia memenangkan tiket mengarungi Samudra Atlantik bersama kapal Titanic. Menaklukkan hati Rose, seorang perempuan cantik turunan bangsawan. Padahal saat itu Rose sudah bertunangan. Â 1)
Lalu menari, menghentak-hentakkan kaki, berputar-putar di lantai deck kelas III. Berlari menyusuri lorong-lorong kapal, menghindari kejaran. Dan ini, kau berdiri di pagar ujung kapal. Kau merentangkan tangan, dan aku memegang pinggangmu. Teriakan kita bergema dibawa angin laut. Â 2)
Juga, mm ..., ah, saling melontarkan air ludah pun terasa begitu romantis. Apa perlu juga melukis dirimu saat kau berbaring di sofa? Â 3)
Atau menjadi pemilik toko buku yang lugu, yang dijatuhcintai seorang selebritis terkenal, seperti dalam film Notting Hill. 4)
Aku benci mengapa harus tercipta cerita-cerita seperti itu, karena sulit terjadi di dunia nyata. Duniaku berpijak adalah menjalani hari-hari dalam ruang ber-AC, dipisahkan dengan sekat-sekat kubikel; kau salah satu berada di dalamnya.Â
Aku harus membersihkan ruangan itu sebelum para karyawan berdatangan. Keindahan yang kurasakan adalah ketika meletakkan secangkir susu hangat di mejamu. Menangkap senyum dan ucapan terima kasih darimu. Untuk itu, izinkan aku untuk menikmati debar-debar yang mengalir dalam darahku.Â
Jadi, apa yang bisa dikenang dari Pesuruh Kantor seperti diriku? Mungkin sebaiknya aku mengurangi membaca cerita-cerita, atau menonton film-film romantis.Â
***
Lebakwana, Juni 2021Â
Catatan.Â
1) Jack Dawson dan Rose peran yang dimainkan Leonardo Di Caprio dan Kate Winslet dalam film Titanic.Â