Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Mata Bocah

14 Mei 2021   22:58 Diperbarui: 19 Mei 2021   22:15 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini kuambil dari sepasang mata bocah yang diam, menyimpan banyak lintasan peristiwa di Hari Lebaran: Tentang pakaian baru yang dipakai, milik temannya; ketupat, bermacam kue-kue, milik temannya; menghitung berapa banyak uang 'salam tempel' yang didapat di Hari Raya, milik temannya; mencium tangan kedua orang tua meminta maaf, tertawa, makan bersama, milik temannya; digandeng ibu dan ayahnya, Salat Ied di lapangan; bercerita hari ini pergi ke sana, esok jalan-jalan entah ke mana. Milik temannya 

Ingin ia memiliki semuanya. Namun, itu milik temannya 

Hanya dua yang ia punya, satu air mata, kedua sekeping papan di depan bangunan tua: Panti Asuhan Anak Yatim Piatu 

***

Lebakwana, Mei 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun