Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Republik Entah

7 Mei 2021   19:51 Diperbarui: 7 Mei 2021   19:58 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini kisah dari negeri entah. Tentang Raja yang berhari-hari termenung tak sudah. Negeri diserang tikus-tikus pongah juga serakah. Jalan jembatan dimamah, hutan dikunyah, gunung pun dibelah. 

Dipanggillah putra mahkota juga para punggawa istana. Bertukar cerita, bersiasat berencana. Menyelamatkan negeri agar tidak hancur tinggal legenda 

Dibentuklah pasukan kucing penggebuk tikus, agar kerakusan cepat diberangus 

Tapi tikus makhluk cerdik cendikia. Ia berteman dengan para punggawa istana. Dibuatlah aturan agar kucing diikat lehernya, supaya dalam menerkam mangsa tak merajalela. Dan pilih-pilih sesuai selera punggawa istana 

Dan tikus pun tetap melanjutkan pesta. Melanjutkan tradisi bagi-bagi upeti kepada penguasa 

Rakyat marah meluruk istana. Bagaimana kondisi raja dan punggawa istana, tunggu esok lanjutan ceritanya

***

Lebakwana, Mei 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun