Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi-puisi yang Tersimpan dalam Tubuhmu

23 April 2021   21:02 Diperbarui: 23 April 2021   21:01 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percakapan pada suatu hari yang aneh. Langit murung, tapi kau selalu mengirimkan matahari dari Timur. Cuaca tak jadi mendung 

Hari-hari kemudian menjadi puitis 

Walau tak lagi bicara soal rindu, cinta, dan kawan-kawannya. Kata-kata beterbangan. Sekejap tayang di linimasa, sesudah itu menghilang 

Tapi tidak pada tubuh. Tubuhmu selalu ada puisi 

Selalu ada puisi. Kalimat-kalimat menjadi basah, padahal huruf-huruf begitu kemarau. Kau kirim tanpa tanya, tiada pula prasangka 

Siang ini layar hape menunjukkan pukul 13:58. Aku tidak tahu, menunggu berapa menit kata-kata menjadi pelangi. Tapi aku bisa memastikan detak detik pada tubuhmu telah menjelma menjadi puisi 

Tidak apa-apa kalau kauingin menyangkalnya 

***

Lebakwana, April 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun