Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Kita dalam Tiga Fragmen

7 Maret 2021   19:34 Diperbarui: 10 Maret 2021   01:30 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tentang fragmen. (sumber: pixabay.com/monika1607)

Fragmen 1; Pertemuan 

Kita dipertemukan kata; sungai kepada muaranya, laut kepada ombaknya, angin kepada desirnya, burung kepada kepak sayapnya 

Begitu erat pada awalnya, selalu lekat ingin akhirnya 

Fragmen 2; Rindu yang asing 

Bagaimana tidak, ada rentang tangan yang taksampai, menghitung cemas yang akan menjadi badai 

Kupu-kupu, menghisap sari, kelopak kembang yang gugur, hujan, sinar matahari yang membantu dedaunan hijau berfotosintesis 

Seperti halnya tanah, rindu perlu juga hara, bara tetap menyala hingga kehangatan cinta takcepat sirna 

Fragmen 3; Hanya tokoh dalam kepala 

Akhirnya memang jarak. Kita --atau sebenarnya aku-- menciptakan tokoh-tokoh dalam ruang kepala, yang mungkin kau menyikapi dengan rasa aneh, atau mungkin tertawa 

Di linimasa kita memang cepat untuk jatuh cinta, menggebu-gebu rindu, dan cepat pula kecewa 

Kita begitu mudahnya menjadi apa saja 

***

Lebakwana, Maret 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun