Tunjukkan padaku cara memperpendek  jarak, malam-malam yang sendiri, dinding kamar sunyi, satu, satu, seperti menghitung daun yang jatuh, mengirimkan cemas, menunggu dari arah mana dikirim suara-suaraÂ
Aku hanya ingin engkau merasa ramai saat dada disapu badaiÂ
Memeluk air matamuÂ
Mengalir bersama kata-kata. Merembes dinding. Di kedalaman yang paling. Agar kaurasakan juga, cinta itu manis. Tak selamanya berisi dengan tangis
Singkirkan sejenak laptop itu. Ia hanya memberikan kehangatan yang dingin. Bersandarlah pada bahuku, biar aroma rambutmu dapat kuhidu, juga mendaratkan kecupan di keningmu ( yang katamu lebar itu )Â
Dan kita berebut siapa yang akan membuat minuman. Begini saja, kau membuat kopi untukku, dan aku yang membuatkan teh untukmuÂ
Kemudian kita kembali berpelukan. Bertukar cerita. Atau hati kita saja yang saling bicara. Diam. Mendengar degup jantung kita masing-masingÂ
Hingga pagiÂ
***
Lebakwana, Januari 2021Â