Si Ibu menggeleng. "Sejarah tidak bisa diputar ulang dan diganti," katanya.Â
"Ibu mau ke mana?"
"Pulang. Anak dan cucu-cucu saya tentu telah menunggu. Saya mencintai mereka, dan mereka mencintai saya."
Si Ibu sudah malam sampai di rumahnya. Ia terkejut, mendapati anak-anak dan cucu-cucunya duduk di muka pintu menunggu dengan cemas. Ketika melihat dirinya datang, anak-anaknya berhamburan lari menyambut, memeluk, menangis.Â
"Ibu jangan pergi...! Ibu jangan pergi....!"
***
Lebakwana, Oktober 2020.Â
Catatan.Â
Cerpen ini sudah tayang di Secangkirkopibersama.com.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H