Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

November Cinta

1 November 2020   06:02 Diperbarui: 1 November 2020   06:11 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Dokpri. 

"Musim penghujan akan segera tiba," katamu parau, seperti gemerisik ilalang kering yang dirambati api

Kita harus bersiap-siap, hari-hari mungkin akan selalu basah. Meskipun kita belum bisa melarungkan resah 

Ada kopi, teh hangat, dan telur mata sapi untuk sarapan pagi 

Anak-anak belum sekolah. Kita mengajarinya saja di rumah. Mereka bisa belajar matematika padamu, dan aku menunjukkan cara menulis puisi. Atau membacakan sajak-sajak, cerita-cerita 

Bermain sepeda, mengajaknya ke kaki bukit.  Mencium bau tanah dari ladang maupun sawah. Melihat petani menabur benih padi. Agar tahu, nasi yang ia makan butuh proses berhari-hari hingga bulan berganti 

Di waktu senggang mengisi teka-teki silang. Satu mendatar, lima huruf, apa nama keluarga kita? Maka kita akan tulis: CINTA 

***

Lebakwana, November 2020 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun