Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Daun-daun Luruh

17 September 2020   06:54 Diperbarui: 17 September 2020   07:02 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Gambar oleh Willgard/ Pixabay.com 

Sebenarnya aku ingin sering menari bersamamu, seperti daun-daun yang luruh pada setiap pergantian musim 

Tapi kau harus tahu aku hanya mengerti sedikit irama gendang, di sepotong pagi, juga saat menanti petang

Kakiku juga sulit melangkah untuk berbagi cerita,  atau membalas sapaanmu, atau menawarkan segelas teh

sepiring kue-kue yang dibeli di pasar pagi tadi 

Yang seharusnya kita dapat berbalas tawa, bertukar kata yang tersumbat di kepala

***

Cilegon, September  2020. 

Catatan. 

Puisi ini sudah tayang di Secangkirkopibersama.com, dengan berapa perubahan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun