Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jumlah

11 September 2020   07:42 Diperbarui: 11 September 2020   07:35 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada rasa yang asing  berputar, ketika toa masjid berdengung menguar. Sebuah perjalanan telah sampai ke titik akhir: Seseorang, lelaki, 65, siang tadi sebelum Asar 

Mendadak diterkam hening, bergumam  mengapa dan bagaimana. Masih terang gambar kemarin, duduk di masjid bersama, bertukar sapa, dari Subuh hingga Isya

"Pagi tadi masih menyapu. Menyiram kembang, bermain bersama sang cucu."

Ketika angka-angka berkurang jumlah, kenangan-kenangan kembali basah. Mengumpulkan kembali serpih-serpih ingatan: Gelak tawa, rasa haru, pada suatu ketika, saat beriring sejalan. Mengingat-ingat, di mana entah 

***

Cilegon, September 2020. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun