jalan yang pernah kita lalui dulu. Aku merasa disergap kesunyian. Tak ada lagi tanah sepetak tempat anak-anak bermain bola. Masih ingat, saat kita bermandi hujan, kemudian berkelahi, dan dihukum ayah kita masing-masing          Â
InikahDi mana pula gardu tempat berjanji dan menungguÂ
Kini sepanjang jalan kering dengan sapa. Terlihat wajah-wajah asingÂ
Deretan rumah yang beku. Pagar-pagar yang tinggi, yang kita tidak tahu, penghuninya sedang menikmati mimpi, atau tengah mempersiapkan peti mati
Di mana kau kini, juga sahabat yang lainÂ
Kalau pesan ini sampai padamu, aku hanya ingin mengatakan, tempat kita bermain dulu, tak bisa lagi menimbulkan rasa rinduÂ
***
Cilegon, September 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H