Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Dijual Sebuah Rumah, yang di Dalamnya Banyak Kenangan

14 Agustus 2020   08:20 Diperbarui: 15 Agustus 2020   20:20 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Gambar oleh Oleg Magni/ Pexels 

Halaman. Di sini tempat saksi, tentang datang dan pergi. Melihat anak-anak tumbuh-kembang, bermain sepeda roda tiga, dan titik awal mengantar mereka mencapai impiannya 

Beranda. Bagaimana memaknai senja. Orang-orang yang dulu sering datang, satu per satu mulai menghilang, dan kabar-kabar, bahwa mereka sudah menemukan arah jalan pulang 

Ruang tamu. Panggung kecil bagaimana melihat lakon, siapa yang meminum kopi siapa yang berbasa-basi. Genggaman erat sebuah jabat tangan, dan entah sampai kapan tetap melekat dalam ingatan 

Ruang keluarga. Foto-foto berdebu yang menempel di dinding, berbicara tentang masa lalu. Teriakan dan tangisan anak-anak, kini tinggal gemanya. Karpet sudah digulung. Televisi ada di sudut, tak ada lagi suara-suara berebut saluran acara. Sepi

Kamar. Tempat terindah menyembunyikan cinta, luka, dan air mata 

Ruang Belakang. Di sini pagi dimulai. Jebar-jebur di kamar mandi, desis air mendidih, kopi, nasi goreng, dan setangkup roti 

Semua itu, esok, mungkin tak ada lagi

***

Cilegon, Agustus 2020. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun