Kau datang pada malam yang tak terduga, membawa kayu bakar, dan berharap bisa memberi kehangatan pada kegelisahan-kegelisahan, yang membuat harapan hampir padam.
"Kenapa mimpi-mimpimu selalu beku. Padahal tak kurang-kurangnya kayu bakar disediakan," kau bertanya keheranan.
Aku juga tak mengerti. Sudah banyak hutan yang kumasuki, tahu mana yang sekadar ranting, bisa merasakan batang kayu yang berisi.
Tapi cuaca seringkali basah, dan pemantik api pun terlambat tiba.
Harapan menjadi lembab.
Angin begitu kencang. Api tak bisa dinyalakan.
Cilegon, Agustus 2020Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI