Seseorang lelaki membawa harimau dalam sorot matanya, melompat lewat jemarinyaÂ
Pagi cabik. Jam berapa iniÂ
Setiap pagi jalan yang dilalui semakin mengeras, siapa yang tak kuat memekik dia akan mudah tergilas. Sapaan dan jumpa yang semu, padahal tepuk bisa berbunyi karena ada saling balasÂ
Atau saling mengirim gambar emoji, kawan datang dan pergi pada grup percakapan, yang ramai dengan keriuhan yang sepi
Sementara setiap pagi kita disuguhi portal-portal berita dan rumah-rumah maya, yang selalu menaruh harimau di halaman muka, sekadar menarik orang-orang agar pagar terbuka, mengangankan pundi-pundi terisi dengan tiba-tibaÂ
Jaman apa ini. Orang-orang terhisap dengan mesin ajaib sekali sentuh, tubuh-tubuh dikendalikan jari-jari, bergerak dingin seperti tak mempunyai ruh
***
"Yang karet dua, nasi uduknya nggak pake sambel. Gorengan dan kerupuknya dipisah. Dua belas ribu!"
Lelaki itu terhenyak. Harimau di kepalanya terlemparÂ
***
Cilegon, Juni 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H