Aku kecewa. Kita pun makin berjarak, dan aku tak terlalu terkejut, ketika mendengar kau menikah dengan salah satu kolegamu. Kemudian aku tak pernah lagi mendengar kabar tentang dirimu. Hanya pernah sekali terdengar kabar, saat kau mempunyai anak kedua.Â
Sedangkan diriku, hingga kini masih tetap sendiri. Entahlah, mungkin aku menyalahkan diri sendiri, atau belum bisa memaafkan dirimu. Sampai beberapa minggu yang lalu, ada pesan masuk darimu.Â
Aku sudah siap untuk tak terkejut, ketika kau mengatakan sudah berpisah dengan dengan suamimu. "Bosan," katamu ringan.Â
Bosan? Begitu mudahnya kau mengucapkan itu.Â
Selanjutnya kau sering menanyakan kabar tentang diriku. Juga kau minta maaf tentang kejadian masa lalu. Aku menanggapi sewajar mungkin. Bila nanti kau menanyakan kelanjutan hubungan kita, aku sudah mempersiapkan jawabannya.Â
***
Kopi sudah kuaduk. Ada sepiring kecil penganan ringan. "Oh, ya, apa kabar anak-anakmu?" aku membalas lima  menit kemudian.Â
***
Cilegon, Mei 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H