Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ternyata Kita Telah Tidur Selama Dua Puluh Tahun

16 Mei 2020   22:16 Diperbarui: 11 Juni 2020   17:03 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Geralt/ Pixabay.com. 

Bertahun silam saya pernah menonton sandiwara di TVRI. Lupa judulnya, tak ingat pemainnya, dan tak tahu lagi jalan ceritanya, tapi ada penggalan dialog yang amat menarik, teringat hingga kini. 

Dalam sebuah adegan, Tokoh Utama bertanya kepada tokoh lainnya yang merupakan lawan bicaranya. Katanya, "Kalau kita ditakdirkan berumur 60 tahun, dan kita sehari semalam ( 24 jam ) memerlukan waktu tidur selama 8 jam, berapa waktu dihabiskan untuk tidur saja?" 

Sang lawan bicara bingung menjawabnya. 

Gampang saja, si Tokoh Utama menjelaskan. Kita tidur selama delapan  jam dalam rentang waktu 24 jam, itu berarti 1/3-nya ( 8/24 ). Kalau umur kita  60 tahun, berarti  1/3 x 60 tahun = 20 tahun. 

Bayangkan, umur kita yang 60 tahun itu, untuk tidur saja menghabiskan waktu selama  20 tahun. 

Sekarang ditambah lagi. 

Bila waktu yang kita habiskan untuk sekolah ( dari SD sampai kuliah ), dan setelah dewasa bekerja, memerlukan waktu yang sama ( 8 jam; kalau sudah dewasa mungkin jam kerja kita malah lebih lama ), maka akan didapat angka 20 tahun. 

Sekali lagi bayangkan. Umur kita 60 tahun, tetapi selama 40 tahun usia kita dihabiskan untuk tidur, sekolah dan kerja. 

Tambahkan lagi. 

Orang Indonesia menghabiskan waktu untuk untuk nonton TV dan buka internet sekitar 3 sampai 6 jam. Kita ambil yang terkecil, 3 jam. Kalau umur kita 60 tahun, maka waktu yang dihabiskan adalah, 3/24 x 60 = 7 1/2 tahun. 

Ilustrasi. Foto oleh Geralt/ Pixabay.com. 
Ilustrasi. Foto oleh Geralt/ Pixabay.com. 

Berapa lama pula waktu yang dihabiskan untuk ngomongin tetangga, kawan kerja, bergurau yang tak perlu, bertengkar, berkelahi, mancing, judi, mabuk-mabukan, selingkuh, joget di acara dangdutan, clubbing, nonton acara gosip, nonton drakor, nonton video porno, dan bila ada kontestasi politik, habis energi kita untuk memuja dan membenci secara berlebihan tokoh-tokoh yang bertarung, dan... ( silakan tambah sendiri ). 

Berapa waktu yang dihabiskan? Tentu kegiatan itu tidak kita lakukan setiap hari, dan durasinya bervariasi. Ada yang hanya beberapa saat, ada juga dalam hitungan jam. 

Bila semua kegiatan itu dikumpulkan rata-rata per hari, dan anggap saja memerlukan waktu 1 jam, maka kalau umur kita 60 tahun, waktu yang dihabiskan adalah 1/24 60 = 2 1/2 tahun. 

Kita hitung lagi. 

Umur kita yang 60 tahun itu, waktu yang kita habiskan untuk urusan dunia adalah 50 tahun ( 20 + 20 + 7 1/2 + 2 1/2 ). Dan sisa 10 tahun apa mungkin untuk mengabdi kepada Tuhan? Belum tentu. Kalau untuk masuk surga berdasarkan hitungan persentase berapa lama kita mengabdi ke Tuhan, dan berapa lama kita sibuk dengan urusan dunia, atau berdasarkan hitungan manusia ala Pilkada atau Pilpres -  50 % + 1 - , wah, kita semua nyungsep ke neraka. 

Jangan khawatir! 

Ingat, Tuhan itu Maha Pengasih, Maha Penyayang, juga Maha Pengampun. Dalam agama ( Islam ), menuntut ilmu, mencari rezeki ( yang halal ) untuk menghidupi keluarga, menolong orang, dan hal-hal perbuatan baik dihitung ibadah. 

Terlebih Bulan Ramadan ini. Ganjaran perbuatan baik berlipat-lipat, bahkan ada satu malam yang disebut Lailatul Qadar, bila kita melakukan amal kebaikan pada malam itu, dihitung seperti kita melakukan selama seribu bulan. Dan di Bulan Ramadan ini pula pintu ampunan dibuka seluas-luasnya. 

Ilustrasi. Shutterstock.com. 
Ilustrasi. Shutterstock.com. 

Jadi, masih mau ngomongin orang lagi? Eh, tahu nggak, si Anu kan suka nganu-nganu. 

Ups! Maaf, maaf..., baru saja diomongin, wkwkwk...! 

***

Cilegon, Mei 2020. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun