Apa yang dapat dibaca dari kami, habis hidup hanya untuk dibakar mesin industri, agar tetap menyala periuk nasi, dan setelah tak ada tenaga kami diusir pergi tak peduli, atau sedikit dapat remah roti, menjadi bahan eksploitasi pada pemilu nanti
Apa ada yang mendengar suara kami, sudah pecah pita suara, tapi tak bisa menembus telinga para penguasaÂ
Apa ada yang tahu kami begitu lelah, melihat anak-anak kami yang gamang menapaki gerbang sekolah, sementara bola mata sudah kering, karena air mata habis sudah
Apa yang dapat dikenang dari kami, setiap hari mengukur jalan, paru-paru dihantam polusi, bahkan kami ragu apakah ada yang menangis, saat nama kami tertulis di nisan kubur kamiÂ
***
Cilegon, Mei 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H