Jam telah pecah. Kota-kota limbung kehilangan arah. Tubuh seperti kehilangan ruh, menjadi arus bagi kata-kata yang runtuhÂ
Kota-kota kemudian kehilangan banyak percakapan, cerita-cerita menjadi sunyi, layaknya meratapi cabiknya harga diri, atau mungkin sedang  melakukan ritual bunuh diriÂ
Tapi tetap saja ada yang menakar laba, menjual luka di tengah terkikisnya rasa cintaÂ
Juga api dan belati menjadi hujan, kepala-kepala ngakak tumpahkan bagaimana cara mencintai kebencianÂ
Wabah menjadi komoditas kata-kata. Kata-kata mewabah menjadi durjanaÂ
***
Cilegon, Maret 2020.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H