Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Peniup Bara, Ini Kisahnya

10 Maret 2020   05:24 Diperbarui: 10 Maret 2020   17:19 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada setiap masa akan selalu ada peniup bara, menjaga api agar tetap menyala. Bukan karena ingin cinta selalu terjaga, tapi agar hati mudah terbakar. Rindu tak bisa lagi mengakar

Demikianlah kisah dari empunya cerita, dari dongeng dari legenda dari gambar-gambar terpahat di batu-batu atau dinding goa, dirangkai petualang ditambah-kurang oleh para pengembara 

Dari tuturan mulut ke mulut, menjadi jalinan kata saling bertaut

Mungkin Sengkuni dapat dijadikan cermin diri, mengajarkan hati untuk bunuh diri, dua keluarga, satu ibu satu darah, tanpa sadar buat palagan, cinta tersayat hingga berlarat-larat penuh amarah 

Tak peduli Kurawa atau Pandawa, karena bisa bermetamorfosis pada siapa saja 

Pun Sengkuni, akan selalu lahir, bukan karena mengikuti garis takdir, tapi makin keruhnya kejernihan berpikir. Dan tentu kisah perseteruan dibuat membesar semakin berkembang, tak  peduli akan berakhir menjadi abu atau arang

***

Cilegon, Maret 2020 

Catatan. Sengkuni adalah tokoh licik dalam epos Mahabarata, kisah perseteruan dua kelompok yang ada pertalian darah: Kurawa ( antagonis ) melawan saudaranya Pandawa ( protagonis ). Sengkuni sendiri berpihak pada Kurawa. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun