Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Fragmen Pagi di Stasiun Kereta

24 Februari 2020   05:45 Diperbarui: 24 Februari 2020   06:07 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com 

Tersebutlah pagi, bangku peron stasiun kereta 

Kau menunggu kereta yang akan membawamu entah ke mana; kuliah, kerja, atau mungkin ada seseorang menunggumu 

Kau bukan sesiapa

pun aku

Kita hanya dipertemukan oleh waktu 

Tak ada percakapan 

Kau sibuk dengan hp-mu, entah menulis apa, atau bicara dengan siapa 

atau mungkin tak menulis apa-apa, tak bicara dengan siapa-siapa 

Atau membuka lagi peta-peta dalam kepala 

menandai tempat-tempat dalam ingatan 

di mana patah hati, dan di mana pula saat jatuh cinta 

berpikir ulang, menghapusnya atau membiarkan menjadi kenangan 

Stasiun kereta cuma sebuah titik, tempat orang-orang datang dan pergi 

tempat menunggu harapan, juga memberangkatkan impian 

Ada wajah-wajah yang sering bertemu, atau dikenali sambil lalu 

tapi kota telah lama mengajarkan untuk tak peduli 

Dari jauh terdengar peluit kereta

membawa nama-nama dan wajah-wajah yang sulit dibaca

Kereta segera tiba 

***

Cilegon, Februari 2020. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun