Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi, Malam, dan Beberapa Dusta

25 November 2019   23:24 Diperbarui: 25 November 2019   23:44 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com 

Puisi ini kumulai saja dari sebuah lapangan kecil, salak anjing, dan bulan tertutup kabut 

Beberapa lelaki ngakak dengan minuman oplosan. Dan malam itu menjadi jahanam untuk gadis kecil dari lelaki yang bermetamorfosis menjadi serigala

Keheningan cabik

juga air mata

bisu

Seberapa banyak kata-kata harus dikumpulkan sebagai penutup luka, juga mengingat tak mungkin semua tabir dibuka

Ingin rasanya ia menjadi badai, atau gelombang  di lautan, atau menjadi apa saja, agar tak lagi dikejar oleh banyak tatapan mata dan beribu prasangka, ini nyata atau hanya kumpulan beberapa dusta

Akhirnya ia memilih menjadi puisi, karena puisi tak berhitung-hitung seperti ilmu pasti, curiga melihat judul yang dipakai beberapa kali. Puisi adalah bagaimana cara membaca tubuh

dengan rasa

dengan hati

***

Cilegon, November 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun