Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pisau Kata-kata Pisau

14 Oktober 2019   06:41 Diperbarui: 16 Oktober 2019   14:29 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber:Pixabay.com

aku penari pisau, karena kata-kata selalu diasah menajam, dipaksa meliuk menghentak-hentak di ribu-ribu runcing kata 

kata-kata mempisau pisau-pisau

menikam risau-risau

para penari kehilangan irama gendang, karena gendang lebih menyuarakan keluh daripada peluh, hingga cinta menjadi runtuh, nada-nada pecah tak lagi utuh

kata-kata hanya menjadi belukar untuk nanti dijadikan kayu bakar 

bagaimana aku bisa menari 

kakiku berdarah cintaku luka, terpaksa mengikuti langgam kata-kata yang menjadi rimba 

rimba pisau

tapi aku masih percaya dengan dirimu, ya, kamu

***

Cilegon, Oktober 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun