Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Kado Terindah) Kenang dan Tiga Batang Cokelat

10 Oktober 2019   23:19 Diperbarui: 10 Oktober 2019   23:23 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenang ingin merasakan itu. Menraktir kawan-kawannya? Tentu tidak. Kenang tak cukup uang untuk itu. Juga tak perlu ada yang memberi kado. Ada memberi ucapan selamat, cukuplah. 

Tapi Kenang tak punya geng. Di sekolah ia dikenal sebagai anak pendiam, bahkan cenderung rendah diri. Ia juga bukan pusat perhatian di kelas. Wajahnya biasa-biasa saja. 

Pun prestasi akademiknya tidaklah menonjol, tidak bodoh tidak juga termasuk anak yang pintar. Kalaupun namanya sering disebut, itu biasanya berkaitan dengan urusan bayaran sekolah. Kenang selalu terlambat membayarnya.                                    

Pihak sekolah biasanya biasanya selalu mengumumkan lewat speaker  yang terhubung di tiap-tiap kelas. Mungkin maksudnya agar siswa yang bersangkutan merasa malu, dan lekas membayar. 

Dan Kenang memang malu, tapi mau apa lagi? 

Sekarang, seminggu lagi, umurnya tujuh belas tahun. 17 tahun! 

Kenang melihat kawan-kawannya seperti tak ingin melewati begitu saja, saat umur mereka tepat tujuh belas tahun. Kawan-kawannya -  terutama anak perempuan  - menandai umur tujuh belas sebagai sesuatu yang sangat, sangat spesial. Maka jauh-jauh hari mereka sudah mempersiapkannya. 

Kenang juga ingin merasakan momen seperti itu. Adakah yang memberi kado, mengucapkan selamat ulang tahun? Kenang berdebar membayangkannya. 

Seminggu lagi! 

***

Hari ini Kenang tepat berusia 17 tahun. Kenang berharap saat bangun pagi, ibunya memeluk dengan hangat, mencium pipinya, membisikkan ucapan "selamat ulang tahun" di telinganya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun