Jothakan itu terulang kembali. Tapi ini terjadi terhadap orang dalam satu barisan, karena orang itu sempat berakrobat untuk menyatakan beda pendapat.Â
Tak ada tegur sapa, walau mereka bersirobok berhadap-hadapan. Ada yang menanggapi aneh, lucu, atau biasa-biasa saja. Kembali orang dalam lingkaran mengemukakan alasan pembenaran, bahwa alasan itu memang benar, dengan mengambil sudut peristiwa seolah-olah benar. Padahal semua televisi menampilkan gambar yang sama. Mereka seperti sepakat tak dusta dengan gambar-gambar yang mereka tayangkan.Â
Melihat itu sebenarnya saya berharap ada yang berinisiatif untuk menjebak mereka, agar mereka berada pada situasi berdua saja, dan saling menautkan kelingking.Â
Ah, tapi mereka bukan anak-anak kecil lagi, bukan?Â
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H