Sejak itu aku benci perempuan cantik. Aku kemudian memburu perempuan-perempuan cantik agar ia jatuh cinta padaku, kucumbui, lalu kubunuh.Â
Hingga bertemu perempuan cantik itu.Â
Seharusnya aku gembira, karena sepertinya perempuan cantik itu sudah masuk dalam jeratanku. Tapi itu tidak kulakukan. Bayangan Cleopatra seperti mengejar-ngejarku. Baru kusadari, ternyata aku tidak bisa benar-benar membenci Cleo. Aku masih mencintainya.
Dan perempuan cantik itu wajahnya mirip Cleopatra. Aku tidak ingin membunuh Cleo untuk kedua kalinya. Aku ingin pergi, pergi sejauh-jauhnya. Justru di saat itu bandul berbalik arah, perempuan cantik itu kini seperti mengejarku.Â
Tidak. Aku tidak sanggup menemui Cleopatra dalam wujud perempuan lain. Makanya aku selalu menghindar dari keramaian.Â
Perempuan cantik itu, tidak. Aku tahu ia selalu mencari-cariku ke tempat-tempat di mana aku sering singgah. Aku juga tahu perempuan cantik itu pernah mengikuti perjalananku. Aku belokkan  ia ke tempat yang asing, ke tempat yang ia tidak duga sama sekali. Aku berhasil menghilang.Â
Tapi kemudian aku berpikir. Perempuan itu, ya perempuan cantik itu, siapa dia sebenarnya?Â
***
3. Perempuan yang mengejar dan lelaki yang menghindar.Â
Pada suatu senja yang muram, di antara lorong-lorong pertokoan Kota Tua, dan penghuninya sudah pulang ke rumah masing-masing.Â
Sunyi.Â