Bukit tandus
Hutan kehilangan humus
Besi-besi, mesin, kapal, dan entah apa, kami sulit mengira. Orang-orang berkaca mata hitam dengan bahasa yang tak dapat dibacaÂ
Kami menyebutnya orang-orang kota
Mereka menyerbu kampung kami. Menjadi raksasa, menelan segala yang ada
Bukit tandus. Hutan kehilangan humus
Ke mana kicau burung, gemericik air, juga pokok-pokok kayu tempat  kami  berlindung
Kami takut untuk bersuara. Kami juga lupa cara bersedih, karena sisa air mata pun turut mereka bawa
Yang ada adalah gemeretak sisa ranting yang dirambati api. Bergantian dengan serbuan air bandang
Orang-orang kota itu datang lagi. Membawa beras dan mi. Pidato-pidato yang tak kami mengerti. Dan kami melihatnya di televisi
SendiriÂ
Cilegon, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H