Maaf, di sini tak menerima pilu juga cerita yang mengharu-biru. Lupakan juga cara menerjemahkan air mata. Air mata? Oh, ya, apa itu
Jangan tanyakan juga bagaimana cara tertawa, karena tertawa perlu teman, dan teman cuma ada di televisi
Kuajarkan engkau menyemai huruf untuk menjadi bibit kata. Tanam di jantungmu. Sirami dengan api, jangan lupa taburkan bubuk benci dan dengki agar batang kalimat membesar cepat
Bersiaplah, sebenatar lagi kita memanen peluru
Cilegon,2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!