Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tersebab Ladang Penuh Peluru

12 April 2019   10:51 Diperbarui: 12 April 2019   11:25 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maaf, di sini tak menerima pilu juga cerita yang mengharu-biru. Lupakan juga cara menerjemahkan air mata. Air mata? Oh, ya, apa itu

Jangan tanyakan juga bagaimana cara tertawa, karena tertawa perlu teman, dan teman cuma ada di televisi

Kuajarkan engkau menyemai huruf untuk menjadi bibit kata. Tanam di jantungmu. Sirami dengan api, jangan lupa taburkan bubuk benci dan dengki agar batang kalimat membesar cepat

Bersiaplah, sebenatar lagi kita memanen peluru

Cilegon,2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun