Mohon tunggu...
MIFTAHUDIN
MIFTAHUDIN Mohon Tunggu... Guru - Berusaha menjadi lebih baik

Guru ganteng yang murah senyum dan suka belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Troubel Maker dan Penyelesainnya

18 Oktober 2022   17:22 Diperbarui: 18 Oktober 2022   17:26 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TROUBLE MAKER

Setiap anak memiliki banyak potensi yang luar biasa, tergantung bagaimana orang tua mengasah dan mengasuhnya. Anak memiliki berbagai harapan dan keindahan didalamnya, akan tetepi anak bisa berubah menjadi Trouble Maker apabila pengasuhan yang keliru, kondisi lingkungan buruk, dan lain sebagainya.

Trouble Maker atau perusak suasana kelas, istilah lainnya adalah siswa yang bandel (nakal) suka membuat gaduh dikelas dengan berbagai macam cara mulai dari mengajak ngobrol temannya saat guru menjelaskan materi pelajaan, tidak mengerjakan PR, suka usil kepada temannya dan membuat nangis temannya dan lain sebagainya. Kasus semacam ini lazim terjadi di kelas, baik itu tingkat SMA, SMP, maupun SD.

Lalu, bagaimana seorang guru didalam mengatasi masalah tersebut?

Sebelum melangkah lebih jauh maka seyogyanya seorang guru mencari dulu akar permasalah penyebab si anak tadi bersikap seperti itu (trouble maker). 

Ada bebarapa factor penyebabnya, diantaranya kurangnya perhatian dan  kasih sayaing orang tua. Kekurang perhatian dan kasih sayang orang tua bisa disebabkan orang tua yang terlalu sebik sendiri, perceraian, dan lain -- lain. 

Sikap negatif yang ia tunjukkan sebenarnya karena ingin mendapat perhatian. Ia akan mengulang-ulang kesalahan dan tak peduli meskipun orang lain (guru) marah kepadanya, karena dari cara inilah ia diperhatikan lebih.

Sebagai contoh pengalaman saya beberapa tahun yang lalu juga pernah menghadapi anak yang seperti itu. Ayahnya menikah lagi, ibunya ada diluar negri. Dirumah hidup dengan ayah dan ibu tirinya. 

Anak tersebut hampir dipastikan selalu buat usil (jahil) baik itu teman didalam kelas maupun diluar kelas terhadap anak-anak lain kelas. Sikap jahilnya itu bahkan mulai dari kelas 3 dibawa terus sampai kelas 6.

Pengalaman saya ketika menghadapi anak tersebut didalam kelas ketika anak tersebut berulah, yang sering saya lakukan adalah selalu memanggilnya, contoh, abidah yang cantik....hayo sini hadapnya. Ketika si anak lagi usil atau ngobrol sama temannya. 

Sebenarnya anak tersebut nurut dan takut sama bapak ibu gurunya, jadi ketika ditegur seperti itu saja sudah diam, walau Cuma bebarapa saat nanti berulah lagi, dan cara saya juga begitu terus.

Cara lain biasanya dipanggil di kantor ketika mendapat laporan dari anak kelas lain bahwa anak tersebut berbuat jail, buat nangis anak lain. Dikantor dinasihati oleh bapak ibu guru dan juga kepala madrasah. 

Kita semua bapak ibu guru sudah memahami kondisi dari si anak tersebut, maka cara yang paling bijak dengan cara halus terus. Sedikit demi sedikit memberikan kepercayaan, tanggung jawab dan mengajak teman-temannya agar mau berbagi, mau berkomunikasi, mau menjadikannya teman, alhamdulillah pada akhir kelas (dikelas 6), sudah ada sedikit perubahan.

Memang didalam menyelesaikan maslah ini tidak bisa secara instan dan berhasil, terbukti besoknya lagi dan lagi kejadian terulang. Berbagai cara sudah dilakukan oleh bapak ibu guru sekolah, mulai dari berbagai cara telah dicoba.Orang tua (ayahnya) juga dihadirkan di sekolah, dan hingga hampir-hampir saja mau dikeluarkan. 

Namun, karena permintaan dari ayahnya agar tidak di pindahkan atau dikeluarkan dengan berkaca-kaca dan sambl meminta maaf atas kelakuan anaknya, akhirnya bapak ibu guru pun tetap menerimanya. Dan alhamdulillah sampai lulus pada akhirnya

Sabar, istiqomah, dan mendoakan

Itulah cara yang sebenar-benarnya didalam mendidik anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun