Hari ini katanya sih diperingati sebagai hari buku sedunia. Ko katanya? Jujur saya tidak tahu pasti, karena cuma dapat informasi dari WA group dan membaca artikel di kompasiana yang menjelaskan bahwa hari ini (23 April) diperingati sebagai hari guru sedunia.
Berbicara buku maka yang dibicarakan adalah kapan pertama membaca buku? Kapan terakhir membaca buku? Buku apa? Ada berapa buku yang dimiliki? Setiap kapan membeli buku? Dan yang terakhir tentang sudah berapa buku yang dihasilkan?.
Jawaban-jawaban atas pertanyaan diatas hanya bisa dijawab oleh pribadi masing-masing, karena berbicara buku, juga berbicara hobi. Saya jadi teringat dulu waktu SMP ketika menulis di biodata buku kelas salah satunya mencantumkan hobi dan ditulis hobinya membaca buku, biar keren aja sih sebenarnya karena sebagai pelajar kan, masa pelajar hobinya main gitar, pikir saya waktu itu. Walaupun main gitar itu termasuk hobi.
Ketika buku dikaitkan dengan hobi, maka ada dua aktivitas yang harusnya dilakukan secara beiringan, yaitu membaca dan membuat buku, namun lebih banyak hanya aktifitas membacanya saja. Sebuah hobi maka akan dilakukan atas dasar suka rela tidak ada pemaksaan, dan tidak semua orang harus memiliki hobi yang sama. Begitupun dengan hobi "buku", tidak "wajib" semua untuk mempunyai hobi membaca dan membuat buku.
Kita tidak bisa menyalahkan atau menghakimi orang lain, atau diri kita sendiri ketika minat terhadap buku sedikit atau bahkan tidak ada. Iya, itu tadi karena bukan merupakan hobinya. Ketika buku sudah menjadi hobi maka akan sangat mudah untuk membaca dan membuat sebuah buku. Maka akan menyisakan sebagain uang untuk digunakan membeli sebuah buku setiap minggu atau bulannya.
Membahas buku pun lebih banyak diarahkan hanya untuk sekedar membacanya, bacalah buku!, hayo ke perpustakaan sekolah! Hayo ke perpustakaan daerah!, dan lain sebaginya bentuk ajakan-ajakan yang sering kita dengar dan kita lontarkan kepada orang lain, anak didik, dan para mahasiswa.
Padahal, seperti yang saya sampaikan diatas bahwa dalam buku ada dua kegiatan, yaitu membaca dan membuat. Lalu, apakah susah dalam membuat buku? Jawabannya pasti iya dan tidak. Iya susah, bagi kebanyakan orang bahkan para "penulis", penulis amatiran seperti saya ini, walau secara teori, secara keilmuan saya mendapatkan dari sebuah group menulis, khususnya group menulis buku, dan terori tersebut sungguh sangat mudah saya pahami tapi sulit saya lakukan.Â
Ada dua teori yaitu menulis tanpa ide dan seminggu membuat satu buku. Dua teori tersebut bagi yang mahir sangat mudah dalam membuat buku, terbukti beliau-beliau yang mengeluarkan teori tersebut sudah banyak bukunya.Â
Artinya apa? Artinya kita sebagai "penulis" sebenarnya selain "sregep" membaca buku, kita bisa membuat buku. Walau pastinya tiap buku memiliki karakter yang berbeda-beda, tidak sembarangan, tidak semudah itu dalam membuat sebuah buku. Namun teori diatas bisa sebagai langkah awal dalam kita membuat sebuah buku dan lama-kelamaan buku-buku kita akan semakin banyak dan berkualitas.
Sekedar berbagi cerita tentang buku, selain buku-buku pelajaran dari bangku SD sampai perkuliahan, sampai saat ini saya baru benar-benar belanja buku dan benar-benar membacanya ketika buku itu sebagai acuan dalam membuat skripsi saya dulu.Â
Skripsi saya dulu mengambil metode kajian pustaka, maka mau tak mau harus membeli beberapa buku dan membacanya satu persatu. Dana yang saya habiskan waktu itu sekitar 1 juta an untuk membeli berbagi buku yang berhubungan dengan skripsi saya. Oh iya, sekedar tahu saja judul skripsi saya dulu " Etika Belajar Mengajar dalam Perspektif K.H.M Hasyi Asy'ari (Kajian kitab adabul 'alim wal muta'allim). Waktu itu kayaknya sih dapat nilai A.
Kondisi buku-bukunya sekarang hanya tertapa rapi di sebuah lemari. Sangat jarang saya sentuh, saya buka, saya baca-baca lagi. Iya itu tadi, buku bukan hobi saya. Maafkan saya buku buku, maafkan saya para pengarang buku.
Kesimpulan
Yuk hargai para penulis buku dengan membaca dan membeli bukunya, jangan cari yang gratisan saja.
Yuk kita membaca dan membuat buku!
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H