Begitu girangnya hatiku dan istriku mendapat hadiah sepeda motor. Iya, orang tua memberikan kepada kita uang untuk membeli sepeda motor yang baru. Akhirnya kita putuskan untuk membeli sepeda motor yang sangat populer, sangat laris baik itu barunya atau bekasnya.
Bergegas kita menghubungi seorang sales, yang kebetulan kita kenal. Setelah bertanya-tanya lewat WA, maka kita membuat janji untuk ketemuan di dealer. Sesampainya di dealer istri saya yang memilih type dan corak warnanya. Ternyata hanya ada satu yang cocok dengan type dan corak warnanya. Setelah saya lihat-lihat dan saya cek, Â kita putuskan ambil unit tersebut.
Namanya motor baru, semuanya normal-normal saja dan enak dikendarai. Namun, setelah dua bulan, kakak saya memperhatikan posisi belakang motor saya itu. Iya, ada yang berbeda, ada yang tidak enak dipandang mata. Walau secara fungsi tidak ada pengaruhnya apa-apa.Â
Setelah saya perhatikan, betul saja ternyata spakbor belakang motor saya tidak lurus alias menceng ke kanan.Â
Dalam hati, tenang saja nanti pas servis pertama saya akan menyampaikan keluhan saya dan pastinya akan diganti oleh pihak dealer.
Satu minggu kemudian saya servis yang pertama. Setelah sampai ke dealer menuju ke bengkelnya. Lalu menemui CS nya dan ditanyakan apa keluhanya, saya jawab mesin tidak ada keluhan, tapi keluhan saya yaitu spakbor belakangnya menceng. Setelah servis mesin. Sang montir menghampiri saya, bahwa spakbornya tidak bisa diperbaiki.Â
Agak lama sang montir bolak balik memperhatikan motor-motor yang sejenis dengan motor saya yang ada dibelakang dealer (motor baru dan motor karyawan). Sang montir kembali menemui saya dan menjelaskan sambil menunjuk salah satu motor yang mempunyai masalah yang sama saya. Spakbor belakang mencong, ada yang mencong kanan, ada yang mencong kiri.Â
Sang montir mencoba bertanya kepada saya, dulu waktu beli itu dipilihkan salesnya apa pilih sendiri? Saya jawab pilih sendiri. Mungkin kalau saya jawab yang milih salesnya bisa saja spakbor saya diganti. Karena teryata pihak dealer tidak mengganti spakbor saya. Dan akhirnya saya pulang dengan sedikit kecewa.
Mungkin dealer tidak mau mengganti itu karena kesalaham saya yang tidak teliti ketika memilih motor. Padahal tidak hanya motor saya yang spakbornya menceng, maka dipastikan ada konsumen-konsumen lain yang akan kecewa seperti yang saya rasakan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H