Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sialan juga Ikatan

3 Desember 2024   17:17 Diperbarui: 3 Desember 2024   17:20 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Selembar halaman koran yang dicengkeram angin tak kasat mata berputar-putar seperti hantu dan tersangkut di dahan-dahan pohon.

"Ayo Nek, cuaca ini akan membuat Nenek masuk angin."

"Jangan khawatirkan aku, aku sudah selamat lebih dari tujuh dekade."

Tangga berderit menahan berat badan kami saat kami menaiki pintu. Cahaya bersinar melalui pola lampu timah, mewarnai beranda kecil. Aku bergegas menyalakan kompor di dapur untuk menjerang air. Apinya berkedip jingga.

Nenek menggantung mantel kami di dudukan reyot, duduk di kursi brokatnya yang pudar, dan melepas sepatunya yang ternoda oleh genangan air. Jari-jari kakinya yang kurus memiliki kuku yang terawat baik yang dicat merah cerah. Aku terkekeh. Dia tersenyum.

"Salah satu kemewahan kecil dalam hidupku."

Sepatu ketsku berdecit.

"Sial."

"Lepaskan. Hangatnya dapur akan mengeringkan sepatumu sambil kita makan malam."

Nenek mencoba menarik sepatu bot rajutan menutupi kuku kakinya yang dicat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun