Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mudik

1 Desember 2024   21:21 Diperbarui: 1 Desember 2024   21:25 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini mudik. Bunyi roda kereta api yang berirama meresap ke dalam jiwanya.

Lima tahun lalu, dia sangat ingin meninggalkan kota kecil itu. Sekarang tidak lagi. Kota kecil itu tidak punya tukang pukul atau geng yang menyuruhmu membawa tamborin tutup botol di lampu setopan.

Petir menyambar di pegunungan di depan, tetapi ketika dia akhirnya melompat turun ke peron, angin mulai mereda.

Kenangan menandai pendakian sejauh tiga lima kilometer. Di sini dia memetik buah manggis dari kebun Pak Tua Syauki. Di sana kakinya patah karena jatuh dari pohon sialan itu. Ibunya menungguinya di rumah sakit selama tujuh minggu.

Dia seharusnya mengirim surat kepada ibunya, tetapi semua orang tahu dia tidak bisa mengeja. Dan begitu dia ditangkap, apa yang bisa dia katakan?

Jalurnya menanjak, digali oleh alur air berlumpur, lalu terbuka. Dan ke arahnya datang segerombolan orang. Semuanya memegang barang-barang. Banyak yang babak belur dan luka-luka berdarah. Bibi Teti, tukang daging, perempuan jalang dari kolam pemijahan yang memergokinya mencuri ikan lele...

Ketika Pak Tua Syauki terhuyung-huyung lewat, dia meraih lengannya.

"Ada apa?"

"Banjir bandang," gumam lelaki tua itu. "Gunung longsor. Mengubur kota. Hanya sedikit dari kita yang selamat."

Bagaimana dengan ibunya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun