Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aubade Agustus Sekali Lagi

25 November 2024   20:20 Diperbarui: 25 November 2024   20:51 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

selamat pagi bestie
yang masih setia di sini
bersamaku

tadi malam kau datang berkunjung
sekali lagi melalui jam-jam terjaga
dan terjaga

tak henti berbisik
dan di sinilah kau lagi

atau kau tak akan pernah pergi begitu
bersikukuh pada kesetiaan
semacam penguntit sungguhan

semua tekanan dan bujuk rayu
mendekapku bagai oksigen

rasa nyeri sengatan lebah
buah pir berduri
cakar bergerigi

pergilah sekarang
haruskah aku mengusirmu
dengan retorika atau garpu rumput
atau air suci dan bawang putih?

bestieku alienku setan penghisap darahku
memelukmu memecahkan kode
pesan rahasiamu
dari masa depan yang tak diinginkan

pergilah kini
bertemanlah dengan rasa sakitmu
saran spesialis gusi

kami meningkatkan pengobatan bertahap
ke opioid naik skala
bahkan sekarang tengah malam
kau teriak namaku

mereka terus memintaku
memberimu nomor jitu
dokter dan perawat yang tidak menentu

wajah tersenyum cemberut
yang mana dirimu hari ini?

rasanya seolah kau ada di sini
selamanya menunggu untukku
tak pernah tidur dan tak hendak bangun

datanglah segera
seperti duri bergetar hasrat hangus membara

kau pasti berwarna musim gugur pekat
merah menyala
terbakar di tepinya

bukan, itu musim yang dingin
dan kau lebih suka panas

aku berbaring di sisimu
selimuti diriku dalam kain berkibar
saat kau merangkak dalam diriku
menyalakan api kecil
atau kau berusaha memanjat keluar?

kau Agustus di bulan November
melelehkan aspal
di jalan tempatku tumbuh
sinar matahari memantul
jembatan Pante Pirak di kakiku terbakar
di pagar beton
aku melengkung


Cikarang, 25 November 2024

 

 

Note: Terima kasih kepada Panitia Kompasianival 2024 yang telah memberikan voucher Kompasiana Premium 3 Bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun