selamat pagi bestie
yang masih setia di sini
bersamaku
tadi malam kau datang berkunjung
sekali lagi melalui jam-jam terjaga
dan terjaga
tak henti berbisik
dan di sinilah kau lagi
atau kau tak akan pernah pergi begitu
bersikukuh pada kesetiaan
semacam penguntit sungguhan
semua tekanan dan bujuk rayu
mendekapku bagai oksigen
rasa nyeri sengatan lebah
buah pir berduri
cakar bergerigi
pergilah sekarang
haruskah aku mengusirmu
dengan retorika atau garpu rumput
atau air suci dan bawang putih?
bestieku alienku setan penghisap darahku
memelukmu memecahkan kode
pesan rahasiamu
dari masa depan yang tak diinginkan
pergilah kini
bertemanlah dengan rasa sakitmu
saran spesialis gusi
kami meningkatkan pengobatan bertahap
ke opioid naik skala
bahkan sekarang tengah malam
kau teriak namaku
mereka terus memintaku
memberimu nomor jitu
dokter dan perawat yang tidak menentu
wajah tersenyum cemberut
yang mana dirimu hari ini?
rasanya seolah kau ada di sini
selamanya menunggu untukku
tak pernah tidur dan tak hendak bangun
datanglah segera
seperti duri bergetar hasrat hangus membara
kau pasti berwarna musim gugur pekat
merah menyala
terbakar di tepinya
bukan, itu musim yang dingin
dan kau lebih suka panas
aku berbaring di sisimu
selimuti diriku dalam kain berkibar
saat kau merangkak dalam diriku
menyalakan api kecil
atau kau berusaha memanjat keluar?
kau Agustus di bulan November
melelehkan aspal
di jalan tempatku tumbuh
sinar matahari memantul
jembatan Pante Pirak di kakiku terbakar
di pagar beton
aku melengkung
Cikarang, 25 November 2024
Â
Â
Note: Terima kasih kepada Panitia Kompasianival 2024 yang telah memberikan voucher Kompasiana Premium 3 Bulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H