Pembaca: Penulis, tuliskanlah cerita yang luar biasa untukku. Isilah dengan semua kejutan yang dapat kau bayangkan, ciptakanlah tokoh-tokoh yang lebih mulia daripada tokoh-tokoh yang pernah ada di masa lampau, buatlah para pria yang jujur berterus terang dan terkenal, dan izinkan para wanita menjadi secantik dan semenarik Cleopatra atau Marlyn Monroe. Biarkan setiap kata meledakkan semesta yang baru. Wujudkan setiap bab menjadi awal dari sebuah dongeng yang lebih tidak dapat dipercaya daripada yang tidak dapat dipercaya. Jadikan setiap alur cerita diukur setepat jarum jam arloji buatan Swiss dan biarkan tali narasi dipegang erat-erat sehingga tidak seorang pun tokoh dapat bermimpi membuka kancing kerah untuk membiarkan udara masuk tanpa izinmu.
Penulis: Pembaca, kalau aku melakukan itu, aku khawatir aku tidak akan mendapatkan imbalan atas usahaku. Kalau ceritanya disusun dengan baik, kamu akan mengatakan le langage n'est pas legant. Kalau ungkapannya sangat elegan, kamu akan mengatakan penulisnya berbakat tetapi tidak mampu menguasai bentuk narasi. Kalimat-kalimat yang panjang akan mengarah pada tuduhan apatis, kalimat-kalimat yang pendek berarti aku menghina kecerdasan pembaca.
Referensi terbuka kepada para tetua akan mengarah pada tuduhan plagiarisme, kurangnya sumber sekunder berarti aku tidak memiliki pendidikan formal. Sementara aku menuliskan ini, atap tempatku berdiam terancam runtuh menimpa kepalaku. Apakah kamu akan menyediakan minyak untuk lampu yang menyala malam demi malam hingga akhirnya padam? Apakah kamu akan menggantikanku di tempat tidur sementara istriku menunggu giliran sehingga kami dapat berlaku adil di ranjang pernikahan kami? Siapa yang akan memberi makan mulut bayiku yang kelaparan? Mudah untuk mengatakannya tetapi sulit untuk dibayangkan.
Pembaca: Apakah tidak cukup bagimu bahwa seseorang harus membaca kebohonganmu ketika seluruh kebenaran keberadaanmu tidak ada yang peduli sedikit pun?
Penulis: Apakah cukup bagimu jika kebohongan yang kutulis di halaman naskah terwujud dalam kehidupan nyata dan menggantikanku dan kondisi keberadaanku yang menyedihkan? Siapa yang akan memegang pena saat itu dan siapa yang akan menulis?
Pembaca: Penulis, kau bukanlah Tuhan, tetapi makhluk yang hina yang berusaha hidup dari kebaikan dan kemalangan orang lain. Jangan lupakan penulis drama seperti kau yang banyak ditemui di setiap pasar yang terkutuk di dunia.
Penulis: Sebagai makhluk rendahan yang diizinkan untuk hidup, aku menentukan harga dan syarat-syarat pembelian jasaku sendiri, yaitu agar aku diizinkan untuk hidup dalam kondisi yang serupa dengan kalian atau lebih baik.
Pembaca: Penulis, kau adalah makhluk yang sulit diatur.
Penulis: Pembaca, tidak ada hal hebat yang dihasilkan tanpa kesulitan.
Pembaca: Ayolah, penulis, aku akan mendapuk kau sebagai raja dunia kalau kau bisa menyenangkan hatiku. Aku akan mengisi brankasmu dengan emas, rekeningmu dengan dinar, menawarkan pilihan seratus wanita cantik yang dirotasi dua kali setahun di haremmu. Anak-anakmu akan memiliki mainan yang terbuat dari gading gajah Afrika untuk menggelitik diri mereka sendiri dan dinding rumah tempatmu tinggal akan terbuat dari marmer bertatah permata yang berharga.